Kelahiran
Sapi Perah
Setelah kemarin kita mengulas masalah
perawatan terhadap sapi perah yang bunting kini saya akan mengulas perawtan
serta proses kelahiran dari sapi perah. Oke sobat langsung saja lihat
ulasannya.
1. Proses
Kelahiran Sapi Perah
Usia kandungan sapi perah
kurang lebih sekitar 9 bulan 10 hari. Setelah itu sapi akan mengalami proses
kelahiran dalam proses kelahiran ini kebanyakan sapi butuh bantuan dari manusia
atau si pemilik untuk mengeluarkan anaknya. Akan tetapi juga ada beberapa sapi
yang tidak membutuhkan hal ini. Untuk itu kita harus mengetahui
hambatan-hambatan yang ada. Ada beberapa hambatan yang harus kita ketahui dalam
proses kelahiran ini anatara lain adalah :
a. Posisi
Sapi saat Melahirkan
Posisi
sapi saat melahirkan akan sangat berpengaruh, karena dengan memahami posisi
sapi saat melahirkan kita bisa menentukan bentuk bantuan seperti apa yang akan
kita berikan. Ada dua posisi yang biasa dilakukan oleh sapi saat melahirkan
yaitu posisi berdiri dan juga tidur. Untuk posisi kelahiran berdiri, peternak
harus lebih hati-hati karena biasanya anak sapi yang keluar akan langsung jatuh
kebawah oleh karenanya untuk mengurangi resiko cidera para peternak harus
bersiap menagkap anakan sapi yang jatuh. Dan untuk posisi kelahiran sapi yang
tidur, akan sedikt lebih mudah bagi peternak karena posisi induk sapi yang
sudah ada di bawah maka anakan yang akan keluar keluar tidak akan memiliki
benturan dan resiko cidera pada anakan sapi juga akan berkurang.
b. Jumlah
Kelahiran
Yang dimaksut dengan jumlah
kelahiran disini adalah banyaknya kelahiran yang sudah dilakukan oleh sang
induk, bukan banyaknya anak yang dilahirkan karena biasanya sapi hanya
melahirkan satu anak dan sangat jarang sekali yang melahirkan lebih dari satu,
walaupun fenomena tersebut juga ada. Dan untuk banyak kelahiran ini akan sangat
penting karena, biasanya sapi yang mengalami kelahiran pertama akan sedikit
lebih sulit hal ini dikarenakan oleh kondisi indukan yang belum memiliki
pengalaman tentang ini selain itu kondisi rahim dari indukan sendiri.
c. Usia
Indukan
Dalam hal ini usia indukan
sangt penting karena akan sangat berpengaruh pada proses kelahiran. Usia indukan yang sudah terlalu tua dan
dipaksakan untuk mengalami proses kelahira dan tidak lagi ideal untuk mengalami
proses akan beresiko tinggi pada proses kelahiran. Selain proses kelahiran yang
bisa dipastikan akan sulit, juga bisa terjadi berbagai macam resiko, mulai
kelahiran anakan sapi yang tidak dalam kondisi sehat, hingga resiko kematian
pada sang induk. Ideal sapi perah mengalami kelahiran sebanyak 5-6 kali dan
maksimal sebanyak 7-8 kali.
d. Jenis
Anakan
Jenis anakan yang dikandung
oleh indukan juga sangat berpengaruh. Ada 3 jenis anakan yang biasanya dipilih
oleh peternak Indonesia, daintaranya adalah jenis asli frissian Holstein,
simethal, dan juga lemosi. Untuk jenis frissian Holstein dan juga simethal proses
kelahiran akan sedikit lebih mudah karena kondisi tubuh anakan jenis ini
relative lebih kecil. Sementara itu jenis lemosi memiliki kondisi tubuh yang
relative lebih besar dari dua jenis tadi. Oleh karenanya untuk proses kelahiran
dari sapi jenis lemosi ini sedikit lebih sulit jadi sekedar saran untuk
kelahiran sapi perah pertama sebaiknya jangan pakai jenis benih lemosi ya sob.
Karena proses kelahiran akan jauh lebih sulit.
2. Perawatan
Anakan sapi
Perawatan anakan sapi
sangat diperlukan karena kondisi anakan sapi yang masih lemah saat baru
dilahirkan. Yang perlu dilakukan oleh peternak anatara lain:
a. Membersihkan
lender
Sapi yang baru lahir
biasanya akan sedikit berlendir karena terkena cairan ketubah dari sang induk.
Oleh karenanya cairan ini harus dibersihkan utamanya lendir yang ada di sekitar
moncong dan hidungnya agar saat bernafas anakan sapi perah ini tidak terganggu.
b. Memberikannya
Susu
Bukan hanya bayi sapi pun
juga membutuhkan pemberian susu pertama. Hal ini akan membantu sapi untuk
memulihkan tenanganya setelah ia dilahirkan. Selain itu pemberian susu pertama
ini akan berpengaruh dalam pertumbuhannya.
No comments:
Post a Comment